Para pekerja yang tergabung dalam Gabungan Pekerja Muslim Indonesia (GPMI) melakukan aksi kemanusiaan bela Palestina ke kedutaan Amerika Serikat di Jl. Merdeka, yang dimulai dari jam 10.00 dan berakhir pada pukul 13.00.
Aksi yang dimulai dari titik kumpul di Patung kuda tersebut melakukan longmarch menuju kedutaan Amerika. Kumpulan aksi massa dari pekerja tersebut mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian.

Sampai depan kedutaan, aksi masa tidak dapat mendekat ke gedung kedutaan Amerika, hal ini karena aparat melakukan blokade dengan memasang prmbatas beton di jalan putaran.
Meski mendapat pengawalan dan pemblokiran, massa aksi tetap melakukan orasi dan mengutuk keras sikap Amerika Serikat.

Serikat Pekerja Cresyn Indonesia Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (SPE CI FSPASI) adalah salah satu Serikat Pekerja yang tergabung dalam GPMI. Dalam kesempatan tersebut, SPE CI FSPASI bersama-sama dengan serikat pekerja yang lain, seperti FSPMI, KEP, SPN dan lainnya yang berafiliasi dalam KSPI melakukan aksi bersama.
Masing-masing pimpinan federasi melakukan orasi dan pandangannya tentang Palestina.

Herry Hermawan, S.Sos.I, selaku presiden FSPASI, dalam orasinya menyampaikan bahwa Pekerja Indonesia memiliki kepedulian akan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh zionis Israel.
Tindakan Israel yang di bantu oleh Amerika Serikat melanggar konstitusi Undang-undang Dasar 1945.
Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan AS dan sekutunya adalah Bukti konkrit bahwa negara-negara tersebut menantang kaum muslim dunia berkenaan dengan aqidah.

Palestina tdk bisa lepas dari indonesia atas ikatan tauhid, Tidak terbatas kepada batas batas teritori, Berhutang sejarah atas pengakuan kemerdekaan negara Republik Indonesia, sebelum negara-negara lain dimuka bumi mengakui kemerdekaan negara Indonesia.

Selain itu, sebagai satu kesatuan aqidah, kota suci tempat diutusnya para nabi dan rasul, tempat mikraj Rasulullah, Palestina adalah kunci keadilan didunia.
Para pekerja akan melakukan perlawanan terhadap zionis palestina, terhadap pemerintah Amerika yang memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem Timur.
Tindakan pemerintah Amerika ini mendapatkan kecaman dari banyak negara.

Selain mengecam tindakan Amerika Serikat, pimpinan FSPASI ini juga mengkritisi sikap dari pemerintah Republik Indonesia karena tidak tegas terhadap sikap Amerika yang memindahkan kantor perwakilannya ke Yerusalem yang masuk wilayah Palestina.
Warga palestina, yang berjumlah kurang lebih 14 juta, dan lebih dari 7 juta terusir, lebih dari 1000 luka, ratusan bayi meregang nyawa.

Sebelum mengakhiri orasinya, presiden FSPASI yang diamanahi sebagai calon anggota legislatif kabupaten Bekasi 2019-2024, mengajak kepada seluruh peserta aksi masa untuk kembali melakukan aksi bersama, apabila seruan dari masyarakat Indonesia diabaikan.

Aksi massa yang dijadwalkan selesai jam 13.00 tersebut selesai tepat waktu, dan setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, oeserta aksi membubarkan diri dengan tertib.